Minggu, 24 April 2011

“Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya....” (Filipi 3:10)


mari kita bernyanyi bersama pada hari Minggu ini: “Kristus bangkit soraklah: Haleluya! Bumi, sorga bergema: Haleluya! Berbalasan bersyukur: Haleluya! Muliakan Tuhanmu! Haleluya!” (Kidung Jemaat 188)

Sabtu, 23 April 2011

TELUR PASKAH

Telur Paskah berasal dari tradisi kesuburan kaum Indo-Eropa. Bagi para leluhur kita yang belum mengenal ajaran Kristiani, sungguh merupakan peristiwa yang menakjubkan menyaksikan suatu makhluk hidup yang baru muncul dari suatu obyek yang tampaknya mati. Bagi mereka, telur merupakan simbol musim semi. Di masa silam, di Persia, orang biasa saling menghadiahkan telur pada saat equinox musim semi, yang bagi mereka juga menandakan dimulainya tahun yang baru.

Pada masa Kristen, telur mendapatkan makna religius, yaitu sebagai simbol makam batu darimana Kristus keluar menyongsong hidup baru melalui Kebangkitan-Nya. Selain itu ada alasan yang sangat praktis menjadikan telur sebagai tanda istimewa sukacita Paskah, yaitu karena, dulu, telur merupakan salah satu makanan pantang selama Masa Prapaskah. Kaum beriman sejak awal telah mewarnai telur-telur Paskah dengan warna-warna cerah, meminta berkat atasnya, menyantapnya, serta memberikannya kepada teman dan sahabat sebagai hadiah Paskah.

Tradisi telur Paskah berkembang di antara bangsa-bangsa Eropa utara dan di Asia segera sesudah mereka masuk Kristen. Tetapi, di antara bangsa-bangsa Eropa selatan, dan dengan demikian juga di Amerika Selatan, tradisi telur Paskah tidak pernah menjadi populer.

Ritual Romawi mempunyai tata cara khusus untuk pemberkatan telur-telur Paskah:

“Kami mohon kepada-Mu, ya Tuhan, untuk menganugerahkan berkat-Mu atas telur-telur ini, menjadikannya makanan yang sehat bagi umat beriman, yang dengan penuh syukur menyantapnya demi menghormati Kebangkitan Tuhan kami Yesus Kristus.”

Pada abad pertengahan, menurut tradisi telur-telur dibagikan pada Hari Raya Paskah kepada semua pelayan. Terdapat catatan bahwa Raja Edward I dari Inggris (1307) memerintahkan agar 450 butir telur direbus menjelang Paskah, diberi warna atau dibungkus dengan daun keemasan, yang kemudian akan dibagi-bagikannya kepada seluruh anggota keluarga kerajaan pada Hari Raya Paskah.

Telur Paskah biasanya dibagikan kepada anak-anak sebagai hadiah Paskah bersama dengan hadiah-hadiah lain. Kebiasaan ini berakar kuat di Jerman di mana telur-telur disebut “Dingeier” (telur-telur yang “dihutang”). Anak-anak tidak berlambat dalam menuntut apa yang “dihutang” dari mereka, dan dengan demikian berkembanglah berbagai macam pantun di Perancis, Jerman, Austria dan Inggris, di mana anak-anak, bahkan hingga sekarang, menuntut telur-telur Paskah sebagai hadiah mereka. Berikut adalah salah satunya yang berasal dari Austria:

Kami menyanyi, kami menyanyi lagu Paskah:
Tuhan membuatmu sehat, kuat dan pintar.
Penyakit dan badai dan segala yang jahat
kiranya jauh dari kerabat, dan ternak dan ladang.
Sekarang, berilah kami telur,
yang hijau, yang biru dan yang merah;
jika tidak, anak-anak ayammu akan mati semuanya.

Di beberapa daerah di Irlandia, anak-anak mengumpulkan telur-telur angsa dan bebek sepanjang Pekan Suci, untuk diberikan sebagai hadiah pada Minggu Paskah. Sebelumnya, pada Minggu Palma, mereka membuat sarang-sarang kecil dari batu, dan sepanjang Pekan Suci mereka mengumpulkan sebanyak mungkin telur, menyimpannya dalam sarang-sarang batu mereka yang tersembunyi. Pada Minggu Paskah, mereka memakan semuanya, membaginya dengan anak-anak lain yang masih terlalu kecil untuk mengumpulkan telur-telur mereka sendiri.

Orang-orang dewasa juga memberikan telur-telur sebagai hadiah di Irlandia. Jumlah telur yang akan dihadiahkan ditentukan menurut peribahasa kuno di kalangan rakyat Irlandia: “Satu telur untuk pria sejati; dua telur untuk pria terhormat; tiga telur untuk yang miskin; empat telur untuk yang termiskin [pengemis].”  

Di kebanyakan negara, telur-telur diberi warna polos dengan pewarna dari tumbuh-tumbuhan. Di kalangan orang Chaldean, Syria dan Yunani, kaum beriman saling menghadiahkan telur-telur berwarna merah demi menghormati darah Kristus. Di daerah-daerah di Jerman dan Austria, hanya telur-telur berwarna hijau saja yang dipergunakan pada Hari Kamis Putih, tetapi telur-telur yang berwarna-warni dipergunakan selama perayaan Paskah. Orang-orang Slavic membuat pola-pola istimewa dengan emas dan perak. Di Jerman dan di beberapa negara Eropa tengah, telur-telur yang dipergunakan untuk memasak hidangan Paskah tidak dipecahkan, melainkan ditusuk dengan jarum di kedua ujungnya, lalu isinya dikeluarkan dengan meniupnya ke dalam mangkok. Kulit-kulit telur kosong diberikan kepada anak-anak untuk dipergunakan dalam berbagai macam permainan Paskah. Di beberapa daerah di Jerman, kulit-kulit telur kosong tersebut digantungkan pada semak-semak dan pohon sepanjang Pekan Paskah, mirip pohon Natal. Orang-orang Armenia menghiasi kulit telur kosong mereka dengan gambar-gambar Kristus yang Bangkit, Bunda Maria, dan gambar-gambar religius lainnya, untuk diberikan kepada anak-anak sebagai hadiah Paskah.   

Berbagai Permainan Menggunakan Telur

Masa Paskah merupakan masa bermain-main dengan telur di seluruh daratan Eropa. Lomba telur tumbuk dengan berbagai macam variasinya banyak dilakukan di Syria, Iraq, dan juga Iran. Di Norwegia, permainan itu disebut knekke (ketuk). Di Jerman, Austria dan Perancis, telur yang direbus keras digelindingkan di lapangan atau bukit dan saling diadu; telur yang tetap tak retak hingga akhir dinyatakan sebagai “telur kemenangan”. Permainan ini amat digemari di Amerika lewat pesta telur gelinding di lapangan Gedung Putih di Washington.

Tradisi umum lainnya di antara anak-anak adalah perlombaan mencari telur, baik di dalam rumah maupun di kebun pada hari Minggu Paskah. Di Perancis, anak-anak mendengarkan dongeng bahwa telur-telur Paskah dijatuhkan dari lonceng-lonceng gereja dalam perjalanan mereka kembali dari Roma. Di Jerman dan Austria, keranjang-keranjang kecil berisi telur, kue-kue serta permen diletakkan di tempat-tempat tersembunyi, dan anak-anak percaya bahwa kelinci Paskah, yang juga begitu populer di negeri ini, telah meletakkan telur-telur itu beserta permennya.

Di Rusia dan Ukrainia dan juga Polandia, orang memulai santapan Paskah mereka dengan penuh sukacita setelah masa puasa Prapaskah yang panjang dengan sebutir telur yang telah diberkati pada hari Minggu Paskah. Sebelum duduk makan, sang bapak akan dengan hati-hati membagikan sepotong bagian kecil dari telur Paskah kepada setiap anggota keluarga dan para tamu, sembari mengucapkan selamat berbahagia di hari yang kudus ini. Sebelum mereka memakan telur bagian mereka dalam keheningan, mereka tidak akan duduk untuk menyantap jamuan Paskah mereka

ARTI TELUR PASKAH

Banyak sekolah minggu dan taman kanak-kanak serta sekolah dasar kristen merayakan Paskah dengan berlomba mencari telur. Telur ayam atau telur itik yang sudah direbus dan dihias dengan aneka warna disembunyikan di antara semak di taman. Lalu anak-anak berlomba mencarinya. Ada juga perlombaan menghias telur. Telur itu diberi topi atau jenggot dan digambar menjadi badut berhidung merah atau tukang sulap bertopi tinggi dan sebagainya.

Kemudian pernahkah Anda perhatikan bahwa dikartu ucapan selamat paskah, biasanya selain gambar bunga ada juga gambar kelinci? Nah, apa hubungan Paskah dengan telur dan kelinci? Hubungan secara langsung sebenarnya tidak ada. Inilah latar belakang lahirnya tradisi merayakan Paskah dengan telur dan kelinci.

Tradisi
Pada jaman abad-abad permulaan, di Inggris orang sudah mengenal Dewi Eostre (di Jerman: Dewi Austro) sebagai Dewi musim semi atau Dewi kesuburan dan perpanjangan hidup, yang kira-kira dapat dibandingkan dengan Dewi Sri di Indonesia.

Hari Paskah selalu jatuh di sekitar- hari-hari perayaan Dewi Eostre itu. Sebab itu lambat laun orang mengambil alih perayaan Dewi Oestre itu. Kata Inggris dan Jerman untuk Paskah yaitu Easter atau Ostern, diambil dari nama Dewi Eostre atau Austro itu. Juga kegiatan perayaan itu diambil alih dan diberi dengan isi yang baru.

Begitulah telur yang semula adalah lambang cikal bakal kehidupan diambil alih menjadi lambang bangkitnya kehidupan. Kelinci yang semua adalah lambang kesuburan (karena dapat berkembang biak dengan cepat) diambil alih dan diberi arti paskah, yaitu lambang kehidupan yang berlimpah dalam kristus.

Bagi orang di belahan bumi utara. Paskah bertepatan dengnan musim semi. Musim semi adalah musim yang memperlihatkan munculnya kembali kehidupan. Pohon-pohon yang selama musim gugur dan musim dingin menjadi gundul, kini mulai bertunas. Bunga mulai bermekaran. Binatang-binatang mulai keluar dari perlindungannya. kehidupan dimulai lagi.

Demikianlah orang-orang kristen sejak jaman itu mengambil alih perayaan itu. Lambang telur dan kelinci pun diambil alih dan dijadikan lambang bahwa oleh kebangkitan kristus, hidup kita dimulai lagi secara baru untuk menjadi hidup yang bersemi dan berlimpah.

Buka esensi
Ingat, telur dan kelinci itu hanyalah aksesoris atau hiasan Paskah yang dipakai untuk membuat orang kristiani lebih mendalami arti paskah. Jangan sampai hal-hal yang aksesoris itu dikultuskan atau disembah, dan pengorbanan Kristus yang merupakan esensi Paskah justru dilupakan serta terlupakan.

Selama lebih dari 100 tahun, anak-anak datang ke halaman gedung putih pada hari senin setelah Paskah, untuk ikut berburu telur paskah. Dengan begitu banyaknya acara yang berlangsung, muncul komersialisasi. Dan ironisnya, buka Tuhan Yesus yang ditonjolkan, melainkan telur dan kelinci Paskah.

Hati-hati, kalau yang aksesoris itu pamornya melebihi yang esensi lebih baik ditinggalkan dan kembali fokus memberitakan esensi, yaitu Tuhan Yesus. Jangan sampai, ketika paskah tiba, kita menjadi sukacita, bukan karena memperingati kebangkitan yesus, melainkan menanti datangnya lomba mencari telur.

Lebih jauh, rentang waktu yang lama membuat orang banyak mulai lupa dan menganggap remeh pengorbanan Yesus di kayu salib, bahkan ada yang menyebut peristiwa itu sebagai dongeng atau cerita kuno yang sangat dramatis dan menguras air mata.

Tidak sedikit orang-orang Kristiani yang terharu dan menangis tersedu-sedu ketika melihat penayangan film penyaliban Kristus “Passion of the Christ”, tetapi tidak memahami betapa Dia telah meniti jalan penderitaan untuk menebus dosa-dosa manusia, termasuk mereka yang menonton. “Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan DiriNya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.” (Filipi 2:8)

Bagi banyak orang, paskah identik dengan telur yang akan dibagi-bagikan, tetapi sesungguhnya Paskah adalah kemenangan kristus, yang mengalahkan kuasa maut (kematian) melalui kebangkitanNya. Tanpa kebangkitanNya, iman Kristen menjadi sia-sia belaka. Tanpa kebangkitanNya maka kepercayaan kita kepadaNya tidak berarti apa-apa dan kita tetap akan mengalami kebinasaan karena dosa. Tetapi sebaliknya, karena kebangkitanNya kita sekarang memiliki pengharapan dan masa depan yang pasti.

PERJAMUAN KUDUS


YESUS SAYANG PA TORANG. - (23) Sebab apa yang telah kuteruskan kepadamu, telah aku terima dari Tuhan, yaitu bahwa Tuhan Yesus, pada malam waktu Ia diserahkan, mengambil roti (24) dan sesudah itu Ia mengucap syukur atasnya; Ia memecah-mecahkannya dan berkata: "Inilah tubuh-Ku, yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku!" (25) Demikian juga Ia mengambil cawan, sesudah makan, lalu berkata: "Cawan ini adalah perjanjian baru yang dimeteraikan oleh darah-Ku; perbuatlah ini, setiap kali kamu meminumnya, menjadi peringatan akan Aku!" (26) Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang. (27) Jadi barangsiapa dengan cara yang tidak layak makan roti atau minum cawan Tuhan, ia berdosa terhadap tubuh dan darah Tuhan. (28) Karena itu hendaklah tiap-tiap orang menguji dirinya sendiri dan baru sesudah itu ia makan roti dan minum dari cawan itu. (29) Karena barangsiapa makan dan minum tanpa mengakui tubuh Tuhan, ia mendatangkan hukuman atas dirinya. (30) Sebab itu banyak di antara kamu yang lemah dan sakit, dan tidak sedikit yang meninggal. (31) Kalau kita menguji diri kita sendiri, hukuman tidak menimpa kita. (32) Tetapi kalau kita menerima hukuman dari Tuhan, kita dididik, supaya kita tidak akan dihukum bersama-sama dengan dunia. ( I KORINTUS 11 : 23 - 32)

DARAH DOMBA ALLAH MENEBUS DOSA UMAT MANUSIA


YESUS SAYANG PA TORANG - Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh. ” 1 Pet 2:24

Peristiwa Paskah pertama kali muncul di Perjanjian Lama. Pada saat itu Tuhan meminta bangsa Israel untuk membubuhkan darah anak domba pada kedua tiang pintu dan ambang pintu rumah mereka (Kel 12:7). Hal itu supaya anak sulung mereka dilalukan dari maut pada saat tulah ke sepuluh terjadi di tanah Mesir. Peristiwa ini disebut Passover, atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan Paskah, yang berarti “dilalukan”.

Apa yang terjadi pada waktu itu merupakan nubuatan tentang Yesus Kristus yang turun ke dunia ini dengan tujuan menyelamatkan umat manusia. Yesus disebut dengan Anak domba Allah (Yoh 1:29,36; 1 Kor 5:7). Sama dengan peristiwa di atas, dimana darah anak domba dicurahkan untuk keselamatan anak sulung, darah Anak domba Allah juga harus tercurah agar setiap dosa umat manusia dapat dihapuskan (Yoh 3:16).

“Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat.” 1 Pet 1:18-19

Darah Kristus yang mahal telah menebus setiap dosa dan kesalahan kita. Marilah kita dengan segenap hati, segenap jiwa dan segenap kekuatan mempersembahkan hidup kita sebagai persembahan yang hidup, kudus dan berkenan di hadapanNya (Rom 12:1).

“Namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku.” Gal 2: 20

Penebusan yang mahal membuat kita harus benar-benar menyadari bahwa hidup kita bukanlah milik kita sendiri lagi. Apa yang kita miliki, semuanya adalah kepercayaan yang Tuhan berikan bagi kita. Oleh karena itu hidup kita beserta segala apa yang kita miliki harus benar-benar kita persembahkan bagi kemuliaan nama Tuhan.

Apakah yang sudah kita persembahkan bagi Tuhan saat ini? Sudahkan kita mempersembahkan korban yang harum melalui hidup kita? Sudahkah keluarga kita mencerminkan kasih Tuhan di dalamnya? Sudahkah kita bekerja di dalam prinsip kebenaran firmanNya? Sudahkah kita menjadi saluran berkat melalui kekayaan yang Tuhan percayakan bagi kita? Sudahkah kita menanggalkan segala dosa yang membelenggu hidup kita?
Kalau kita bisa memiliki dan mendapatkan semua yang kita punya sekarang, itu bukanlah oleh karena kuat dan gagah kita. Tuhan bisa memberi dan mengambil semua yang ada (Ayb 1:21). Biarlah hidup yang kita hidupi sekarang dan apa yang kita miliki dapat kita pergunakan untuk mempermuliakan nama Tuhan, oleh karena DarahNya telah menebus segenap hidup kita.


“Karena kita tahu, bahwa Kristus, sesudah Ia bangkit dari antara orang mati, tidak mati lagi: maut tidak berkuasa lagi atas Dia.

Sebab kematian-Nya adalah kematian terhadap dosa, satu kali dan untuk selama-lamanya, dan kehidupan-Nya adalah kehidupan bagi Allah.
Demikianlah hendaknya kamu memandangnya: bahwa kamu telah mati bagi dosa, tetapi kamu hidup bagi Allah dalam Kristus Yesus.
Sebab itu hendaklah dosa jangan berkuasa lagi di dalam tubuhmu yang fana, supaya kamu jangan lagi menuruti keinginannya.

Dan janganlah kamu menyerahkan anggota-anggota tubuhmu kepada dosa untuk dipakai sebagai senjata kelaliman, tetapi serahkanlah dirimu kepada Allah sebagai orang-orang, yang dahulu mati, tetapi yang sekarang hidup. Dan serahkanlah anggota-anggota tubuhmu kepada Allah untuk menjadi senjata-senjata kebenaran.

Sebab kamu tidak akan dikuasai lagi oleh dosa, karena kamu tidak berada di bawah hukum Taurat, tetapi di bawah kasih karunia.
Jadi bagaimana? Apakah kita akan berbuat dosa, karena kita tidak berada di bawah hukum Taurat, tetapi di bawah kasih karunia? Sekali-kali tidak!
Apakah kamu tidak tahu, bahwa apabila kamu menyerahkan dirimu kepada seseorang sebagai hamba untuk mentaatinya, kamu adalah hamba orang itu, yang harus kamu taati, baik dalam dosa yang memimpin kamu kepada kematian, maupun dalam ketaatan yang memimpin kamu kepada kebenaran?
Tetapi syukurlah kepada Allah! Dahulu memang kamu hamba dosa, tetapi sekarang kamu dengan segenap hati telah mentaati pengajaran yang telah diteruskan kepadamu.

Kamu telah dimerdekakan dari dosa dan menjadi hamba kebenaran. ” Rom 6:9-18


"TUHAN YESUS MEMBERKATI KITA SEMUA, AMIN...! "

Jumat, 22 April 2011

Selamat Paskah 2011


YESUS SAYANG PA TORANG
yohanes 3:16 "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal."

Karena kasih-NYA begitu besar bagi kita, IA telah mengaruniakan Anak-NYA yang tunggal YESUS KRISTUS, yang rela menderita karena bagi kita orang yang percaya kepada-NYA.



Di masa itu, Pilatus, Gubernur Roma tidak menjatuhkan hukuman apa2 tetapi karena desakan para demonstran, curangnya imam2 kepala dan yang lain didepan Pilatus, mereka menuduh Yesus : mengajak orang tidak membayar pajak, menyesatkan bangsa, dan mengaku sebagai Raja, akhirnya dia menjatuhkan hukuman cambuk. Cambuk yang digunakan adalah seperti yang di film Passion of Christ arahan Mel Gibson. Ada beberapa macam cambuk, tapi yang biasa yang digunakan adalah cambuk yang rada pendek( flagrum atau flagellum) dengan duri/semacam kail yang terbuat dari tulang atau cangkang kerang. Biasanya orang yang dicambuk dilucuti bajunya dan disuruh tengkurap. dicambuk bagian punggung, pantat, dan kaki. Kulit dan daging akan terkelupas meninggalkan luka2 yang dalam dan mengalami pendarahan. Mereka (para algojo) mengatur / menghitung berapa kali cambukan agar Yesus tidak mati dari pendarahan yang berlebihan dan tahan sampai orang disalib.



Bukan cuman cambuk, Yesus juga dimahkotai duri, diludahi, dan terus diejek. Yesus mengalami dua penyiksaan yaitu secara jasmani dan psikologis yang lengkap. Salib adalah hukuman yang paling hina dan juga secara psikologi, Yesus difitnah dan juga ditinggalkan oleh teman2nya/murid2nya. Ini membuat moral seseorang menjadi drop dan kita tahu bahwa tubuh dan jiwa bersangkutan satu sama lain. Tubuh tersiksa kalo jiwa tersiksa dan sebaliknya. Bangsa Roma telah menyempurnakan metode penyaliban, yang mungkin awalnya dari Persia, untuk membuat mati yang amat perlahan dengan sakit yang sangat. Kita tahu bahwa salib adalah hukuman yang paling hina dan untuk penjahat kelas berat saat itu. Hukuman ini sangat hina sehingga ada peraturan di pemerintahan Roma sekitar tahun 43 BC yang menyatakan bahwa penduduk ber-KTP Roma tidak akan menerima hukuman salib biarpun layak.



Untuk lebih menyengsarakan, Yesus memanggul salibnya. Tapi karena berat salib itu sekitar 150 kg, biasanya yang dihukum cuman membawa kayu horizontalnya saja (patibulum) yang beratnya sekitar 30-70 kg). Kayu yang vertical biasanya sudah disediakan ditempat eksekusi. Pengawal/prajurit Roma membawa titulus yang memperlihatkan nama dari terdakwa dan kejahatannya yang kemudian dipaku disalibnya.



Waktu sampai ditempat eksekusi, hukum Roma waktu itu mengatakan bahwa seharusnya terdakwa diberikan anggur asam yang dicampur dengan empedu yang berkasiat sebagai analgesic/pereda rasa sakit.



Yesus kemudian disalib, tangannya direntangkan diatas kayu yang dia bawa, dipaku oleh paku yg panjangnya 7 inch dan diameter 3/8 inch( 1 inch =2.54 cm). Demikian juga dengan kakinya, dipaku dan disandarkan pada sandaran kaki yang kecil.



Selama dikayu salib, masyarakat tidak berhenti2 mengejek…jadi siksaan psikologi juga terus berlanjut. Siksaan psikologi juga terjadi saat Yesus ditelanjangi didepan orang banyak. Untuk menambah beban psikologinya, kadang tentara2 Roma menghadirkan anggota keluarga untuk menontonnya. Selama dikayu salib, biasanya mereka digantung (tergantung tahannya sampai kapan) tetapi biasanya berkisar dari 3 jam sampai 3 hari. Sambil kesakitan, lalat dan serangga biasanya hinggap pada luka2 orang yang disalib, pada matanya, hidung telinga,dan kadang burung pemakan daging juga hinggap.



Lama kelamaan orang yg disalib mengalami trauma dari cambukan2 sebelumnya yg mengeluarkan banyak darah, kehausan yang sangat. Sehingga akhirnya badannya yang ditopang oleh kakinya menjadi lemas dan hilang kekuatan. Sehingga badannya menarik kebawah dan karena kakinya sudah lemas, maka sekarang giliran tangan yang dipaku yang support the body weight. Tetapi karena posisi ini sangat menyakitkan, biasanya posisi sperti ini juga mengakibatkan kesulitan untuk bernafas. Sehingga dia mati perlahan2 dan tentara2 Roma yang ingin mempercepat proses kematian sang terhukum biasanya mematahkan kedua kakinya. Tapi dalam hal ini Yesus tidak dipatahkan kedua kakinya. Ini sejalan dengan peraturan paskah perjanjian lama dimana mereka harus mempersembahkan domba yang tidak bercacat dan tidak ada tulang yang patah. Yesus adalah domba paskah perjanjian Baru. Dulu Tuhan memberikan keselamatan kepada semua rumah yang pintunya dilumuri darah domba paskah, sama dengan sekarang, Tuhan juga memberikan keselamatan yang sempurna kepada setiap mereka "dilumuri" oleh darah anak domba perjanjian baru, yaitu Yesus sendiri.



Setelah kelihatan meninggal, biasanya para prajurit memastikan dengan menusuk lambung sang terhukum dengan tombak. Yesus mengeluarkan air (pericardial fluid) dan darah setelah ditombak.



Dan mayatnya biasanya dibiarkan disalib sampai dimakan binatang/ busuk. Tetapi hukum Roma memperbolehkan pihak keluarga untuk mengambil mayatnya dan dikuburkan seizin dari Gubernur Roma. Dalam kisah Yesus, Yusuf meminta Izin kepada Pilatus.



*Karna Pikiran kotor/jahat manusia => Yesus harus memakai mahkota duri di kepala-Nya*Karna Tangan Manusia yang tidak digunakan untuk kebaikan melainkan untuk kejahatan => Tangan Yesus yg dipaku*Karna Tubuh manusia yang cemar => tubuh Yesus yang tercabik akibat dicambuk*Karna Kaki kita manusia berjalan ke jalan yang tidak baik => kaki Yesus yang dipaku

*Karna pelanggaran, kesesatan, kecemaran kita manusia => Yesus yang menanggung hinaan dll





TERIMA KASIH UNTUK KASIH-MU YA TUHANTERIMA KASIH UNTUK PENGORBANAN-MU BAGI KAMI YA TUHANTERIMA KASIH UNTUK PENGAMPUNAN-MU YA TUHAN

YANG TELAH ENGKAU ANUGERAHKAN BAGI KAMI YANG PERCAYA KEPADA-MUTERPUJILAH ENGKAU YA TUHAN ALLAH SUMBER KASIH & PENGAMPUNAN. AMIN!

Senin, 18 April 2011

RENCANA TUHAN


"Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN". (Yesaya 55:8).

Ayat diatas dengan tegas menjelaskan bahwa rancangan Allah tidak sama dengan rancangan manusia. Bagi orang Kristen ayat ini pasti sudah tidak asing lagi. Tanpa dihafalpun sudah terhafal sendiri karena terlalu sering di dengar. Dikatakan memang mudah tapi di praktekkan sangat sulit. Saya jadi teringat apa yang ditulis Yohannes ketika di pulau Patmos.

"Lalu aku mengambil kitab itu dari tangan malaikat itu, dan memakannya: di dalam mulutku ia terasa manis seperti madu, tetapi sesudah aku memakannya, perutku menjadi pahit rasanya". (Wahyu10:10).
Firman Tuhan itu mudah sekali diperkatakan, bahkan cukup enak untuk disampaikan namun pada prakteknya sangat susah, dengan kata lain terasa pahit.

Pada umumnya manusia lebih memilih rancangannya sendiri dari pada rancangan Tuhan. Karena rancangan manusia lebih terfokus kepada hal-hal duniawi sementara rancangan Tuhan lebih terfokus kepada hal-hal rohani. Manusia lebih memilih mengembangkan kehidupan jasmani dari pada kehidupan rohani. Contohnya dalam memilih pasangan hidup, manusia lebih cenderung memilih pasangan yang cantik/ganteng, sementara rancangan Tuhan lebih terfokus kepada kecantikan rohaniah.
Karena rancangan Tuhan lebih tertuju kepada hal-hal yang bersifat rohani maka orang yang hidup dalam keinginan daging akan sangat sulit mengikutinya. Itulah sebabnya mereka lebih cenderung memilih rancangan sendiri karena rancangan Tuhan sangat menyakitkan dan melelahkan.

Ada satu tokoh di Alkitab yang lebih memilih mengikuti rancangan Tuhan walaupun karena itu dia harus sangat menderita. Namanya Yusuf. Yusuf adalah anak yang paling dikasihi Yakub. Dalam kehidupan sehari-hari Yakub senatiasa memberikan yang terbaik kepadanya. Bahkan ia mendapatkan jubah maha indah yang tidak di dapatkan oleh saudara-saudaranya yang lain. Tuhan mempunyai rencana yang besar buat Yusuf dan Yusuf tahu akan hal itu karena Tuhan menyatakannya melalui mimpi-mimpi. Namun untuk rencana besar itu Yusuf harus mengalami proses yang sangat menderita. Dia harus meninggalkan zona nyaman dan turun kedalam zona penderitaan.

Pertama ia dijual menjadi budak, Setelah menjadi budak Yusuf harus turun lagi kepada penderitaan yang lebih dalam yaitu menjadi tahanan, ia ditahan karena suatu kesalahan yang tidak dilakukannya. Menyakitkan sekali bukan?

Namun tidak ada satu ayatpun yang saya temukan di Alkitab Yusuf bersungut-sungut. Ia tidak menyalahkan siapa-siapa. Ia tidak menyalahkan saudara-saudaranya apalagi menyalahkan Tuhan. Saya yakin Yusuf bisa berbuat begitu karena ia menyadari bahwa ia sedang berada dalam rencana Tuhan dan Tuhan sedang mempersiapkan dia untuk suatu rencana yang besar yaitu menyelamatkan keturunan Israel. Memang benar ia berada dalam rencana Tuhan, karena setelah itu ia diangkat menjadi penguasa atas Mesir dan dengan demikian ia dapat menyelamatkan kaum keturunan ayahnya dari bahaya kelaparan yang sedang melanda dunia.

"Tetapi Yusuf berkata kepada mereka: "Janganlah takut, sebab aku inikah pengganti Allah? Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar". (Kejadian 50:19-20).

Ayat ini menguatkan keyakinan saya bahwa Yusuf menyadari sejak awal bahwa Tuhan punya rancangan besar dalam hidupnya dan ia memilih rancangan Tuhan itu.

Bagaimana dengan kita, apakah kita mau memilih rancangan Tuhan? Atau memilih rancangan kita sendiri?

Saudaraku, Tuhan punya rencana yang indah buat kehidupan kita. Saya tidak tahu apa rencana Tuhan untuk saudara namun satu hal yang pasti bahwa rencana Tuhan tidak merancangkan rancangan kecelakaan melainkan rancangan yang damai sejahtera yaitu masa depan yang penuh harapan. (Yeremia 29:11). Amien**
Tambahkan penjelasan
"Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN". (Yesaya 55:8). Ayat diatas dengan tegas menjelaskan bahwa rancangan Allah tidak sama dengan rancangan manusia. Bagi orang Kristen ayat ini pasti sudah tidak asing lagi. Tanpa dihafalpun sudah terhafal sendiri karena terlalu sering di dengar. Dikatakan memang mudah tapi di praktekkan sangat sulit. Saya jadi teringat apa yang ditulis Yohannes ketika di pulau Patmos. "Lalu aku mengambil kitab itu dari tangan malaikat itu, dan memakannya: di dalam mulutku ia terasa manis seperti madu, tetapi sesudah aku memakannya, perutku menjadi pahit rasanya". (Wahyu10:10). Firman Tuhan itu mudah sekali diperkatakan, bahkan cukup enak untuk disampaikan namun pada prakteknya sangat susah, dengan kata lain terasa pahit. Pada umumnya manusia lebih memilih rancangannya sendiri dari pada rancangan Tuhan. Karena rancangan manusia lebih terfokus kepada hal-hal duniawi sementara rancangan Tuhan lebih terfokus kepada hal-hal rohani. Manusia lebih memilih mengembangkan kehidupan jasmani dari pada kehidupan rohani. Contohnya dalam memilih pasangan hidup, manusia lebih cenderung memilih pasangan yang cantik/ganteng, sementara rancangan Tuhan lebih terfokus kepada kecantikan rohaniah. Karena rancangan Tuhan lebih tertuju kepada hal-hal yang bersifat rohani maka orang yang hidup dalam keinginan daging akan sangat sulit mengikutinya. Itulah sebabnya mereka lebih cenderung memilih rancangan sendiri karena rancangan Tuhan sangat menyakitkan dan melelahkan. Ada satu tokoh di Alkitab yang lebih memilih mengikuti rancangan Tuhan walaupun karena itu dia harus sangat menderita. Namanya Yusuf. Yusuf adalah anak yang paling dikasihi Yakub. Dalam kehidupan sehari-hari Yakub senatiasa memberikan yang terbaik kepadanya. Bahkan ia mendapatkan jubah maha indah yang tidak di dapatkan oleh saudara-saudaranya yang lain. Tuhan mempunyai rencana yang besar buat Yusuf dan Yusuf tahu akan hal itu karena Tuhan menyatakannya melalui mimpi-mimpi. Namun untuk rencana besar itu Yusuf harus mengalami proses yang sangat menderita. Dia harus meninggalkan zona nyaman dan turun kedalam zona penderitaan. Pertama ia dijual menjadi budak, Setelah menjadi budak Yusuf harus turun lagi kepada penderitaan yang lebih dalam yaitu menjadi tahanan, ia ditahan karena suatu kesalahan yang tidak dilakukannya. Menyakitkan sekali bukan? Namun tidak ada satu ayatpun yang saya temukan di Alkitab Yusuf bersungut-sungut. Ia tidak menyalahkan siapa-siapa. Ia tidak menyalahkan saudara-saudaranya apalagi menyalahkan Tuhan. Saya yakin Yusuf bisa berbuat begitu karena ia menyadari bahwa ia sedang berada dalam rencana Tuhan dan Tuhan sedang mempersiapkan dia untuk suatu rencana yang besar yaitu menyelamatkan keturunan Israel. Memang benar ia berada dalam rencana Tuhan, karena setelah itu ia diangkat menjadi penguasa atas Mesir dan dengan demikian ia dapat menyelamatkan kaum keturunan ayahnya dari bahaya kelaparan yang sedang melanda dunia. "Tetapi Yusuf berkata kepada mereka: "Janganlah takut, sebab aku inikah pengganti Allah? Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar". (Kejadian 50:19-20). Ayat ini menguatkan keyakinan saya bahwa Yusuf menyadari sejak awal bahwa Tuhan punya rancangan besar dalam hidupnya dan ia memilih rancangan Tuhan itu. Bagaimana dengan kita, apakah kita mau memilih rancangan Tuhan? Atau memilih rancangan kita sendiri? Saudaraku, Tuhan punya rencana yang indah buat kehidupan kita. Saya tidak tahu apa rencana Tuhan untuk saudara namun satu hal yang pasti bahwa rencana Tuhan tidak merancangkan rancangan kecelakaan melainkan rancangan yang damai sejahtera yaitu masa depan yang penuh harapan. (Yeremia 29:11). Amien**
Dalam foto ini: yulita takahepis, Yulita Takahepis, Nelwan Takahepis, Jhon Luis Lopes (foto) , Hendratmo Budirahardjo, Bunda Jul (foto) , Yohanes Heri Wijonarko (foto) , Yermika Patintingan (foto) , Kevin Levi (foto) , Biyan Diesson, Dota Lengloi, Wempee Yantee, Nona Sabu Manise (foto) , BoRu Panggoaran MaRpaung, Chrisna Rk Chrisna, Kasih Sejati, Angky Panie (foto) , Bernard Hadyanto (foto) , Angga Kusmanto (foto) , Andre Marthin, Agus Lukito (foto) , Agustinus Darmanto (foto) , Jamahan Kasih (foto) , Bfc Sby, Hosea Fui (foto) , Itje Odja, Endy Wen (foto) , Emilia Emiliano, Dilla A Reginal, Dian Lamboux L Toruan, Jhonluis Lopes, Sofia Kadja Bunga (foto)

Minggu, 17 April 2011

Yesus, Kau Nahkodaku


1. Yesus, Kau Nahkodaku
di samud’ra hidupku.
Badai topan menggeram
dan gelombang menyerang.
Kemudikan bidukku,
Yesus, Kau Nahkodaku.
2. Bak diusap bundanya,
ronta anak mereda,
ombak dahsyat pun teduh,
turut p’rintahMu penuh.
‘Kau Penguasa laut seru,
Yesus, Kau Nahkodaku!
3. Bila tiba saatku
melabuhkan bidukku,
waktu ombak mengg’legar,
b’ri sabdaMu kudengar,
“Jangan takut, anakKu,
‘Ku tetap Nahkodamu!”

Sabtu, 16 April 2011

Taat Mutlak dan Tanpa Pamrih


Setiap tahun kita melakukan ritual minggu sengsara dan paskah ini. Bahkan sudah menjadi tradisi di dalam komunitas kita untuk melakukan persekutuan doa khusus selama masa minggu sengsara dan Paskah, yang kadang disertai dengan berpuasa. Maksud dari tradisi ini sungguh indah, yaitu untuk mengingatkan kita semua akan pengorbanan Yesus demi kita. Dia yang mulia telah rela menjadi hina demi kita. Kesengsaraannya yang dahsyat, rela dilakoninya karena kasihnya yang demikian besar kepada kita. Dengan menjalankan ritual minggu sengsara yang dipuncaki dengan perjamuan suci di Jumat Agung dan perayaan kemenangan di hari Paskah, kita ingin mengenang dan mensyukuri kasih karunia yang kita telah terima.

Sudah bertahun-tahun saya juga ikut menjalankan ritual minggu sengsara dan Paskah ini, dan semuanya sudah mulai berjalan secara otomatis. Doa-doa, puasa, bahkan rasa haru karena penderitaan Yesus Kristus tanpa sadar mulai terasa sebagai sesuatu yang rutin harus terjadi di masa ini. Semua yang menjadi rutinitas dengan mudah akan menjadi tidak bermakna, karena itu sebelum itu terjadi, saya mau duduk dan merenungkan sekali lagi makna sengsara dan kematian Yesus bagi saya.

Pertanyaan yang terutama adalah mengapa Yesus harus menderita sengsara dan mati di kayu salib? Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. (Yoh 3:16). Jawabannya hampir otomatis meloncat dari kepala saya, “karena kasih Allah akan manusia, karena Yesus sungguh mengasihi saya.” Saya kira banyak orang Kristen yang juga akan memberi respon yang sama dengan saya terhadap pertanyaan ini. Sejak di sekolah minggu, kita sudah diajarkan tentang hal ini. Allah mengasihi kita sehingga Yesus harus lahir di kandang hina di Betlehem, dan kemudian mati dengan sengsara yang memilukan di atas kayu salib. Seorang hamba Tuhan bahkan memakai cuplikan film The Passion of the Christ karya Mel Gibson dalam khotbahnya, untuk menjelaskan betapa dahsyatnya kesengsaraan Yesus.

Jawaban yang kedua yang kadang diberikan kepada pertanyaan di atas adalah karena Yesus taat kepada kehendak Allah Bapa. Doa Yesus di taman Getsemani sebelum penangkapannya dan uraian Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Filipi (Filipi 2:5-8), menunjukkan bahwa Yesus menderita sengsara dan mati dengan mengerikan di kayu salib karena ketaatannya kepada Allah. Dibanding jawaban yang pertama, jawaban ini sedikit ‘kurang otomatis’ karena membutuhkan sedikit perenungan. Namun jawaban ini juga tidak berbeda jauh dengan jawaban yang pertama, karena Yesus taat kepada Allah Bapa karena dia kasihnya yang teramat besar bagi kita.

Dua jawaban yang hampir otomatis ini menunjukkan bahwa betapa cerita pengorbanan Yesus sudah benar-benar menjadi internal dalam diri kita. Itu sudah menjadi bagian tidak terpisahkan dalam kehidupan kita sebagai orang Kristen. Akan tetapi, di masa minggu sengsara kali ini saya menemukan satu hal yang berbeda. Cerita yang sudah demikian tertanam di dalam kepala kita itu, tanpa sadar membuat kita melupakan satu detail penting tentang kedatangan Yesus ke dunia ini. Itu adalah kehidupan Yesus di dunia bukan hanya cerita kelahiran di kandang hina di Betlehem dan kematian penuh sengsara di Kalvari. Di antara dua cerita itu, ada cerita lain, yang tidak kalah pentingnya untuk direnungkan, karena cerita yang satu itu adalah “jembatan” yang menghubungkan Betlehem dan Kalvari.

Selain cerita kasih Allah yang teramat besar dan ketaatan Yesus Kristus yang mutlak kepada kehendak Allah Bapa, ada sebuah cerita lain yang perlu direnungkan di masa minggu sengsara dan Paskah ini. Itu adalah cerita kehidupan Kristus di dunia ini. Bagaimana kasih Allah yang teramat besar itu dinyatakan dalam tindakan Yesus, dan kehendak Allah Bapa yang seperti apa yang ditaati Yesus dengan mutlak selama kehidupannya, adalah dua hal yang sangat berharga untuk kita renungkan juga.

Yesus tidak datang kepada para pemuka agama atau penguasa Romawi dan meminta mereka untuk serta merta menangkap, menyiksa, dan menyalibkan dia. Jika itu yang dia lakukan, karena itu adalah kehendak Allah Bapa, mungkin dia malah tidak akan pernah mati di kayu salib. Akan tetapi, apa yang dilakukan Yesus ketika dia memulai melaksanakan tugasnya di dunia ini, setelah pentahbisannya melalui baptisan Yohanes Pembaptis di sungai Yordan dan pencobaan di padang gurun? Yesus masuk ke rumah ibadat dan menyatakan: 18 “Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku 19 untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang.” 20 Kemudian Ia menutup kitab itu, memberikannya kembali kepada pejabat, lalu duduk; dan mata semua orang dalam rumah ibadat itu tertuju kepada-Nya. 21 Lalu Ia memulai mengajar mereka, kata-Nya: “Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya.” (Luk 4:18-21).

Kita bisa setuju tujuan Yesus datang ke dunia adalah untuk menderita sengsara dan mati di kayu salib Kalvari. Kehendak Allah adalah Yesus menjadi anak domba Paskah yang berkorban untuk menebus kita manusia dari dosa-dosa kita. Akan tetapi, Yesus menderita sengsara dan mati di kayu salib bukanlah sesuatu yang terjadi begitu saja. Sengsara dan kematiannya terjadi karena apa yang dikerjakannya selama kurang lebih 3,5 tahun kehidupan publiknya di dunia. Injil Lukas mencatat dengan terang benderang, deklarasi Yesus mengenai apa yang akan dikerjakannya selama hidupnya yang singkat di dunia ini. Dia adalah sang Mesias, yang diurapi dengan Roh Tuhan untuk menyampaikan kabar baik kepada orang miskin, pembebasan kepada orang tawanan, penglihatan kepada orang buta, membebaskan orang tertindas, dan memberitakan tahun kasih karunia telah tiba. Kehidupan publiknya yang singkat di dunia ini adalah kehidupan yang menjalankan semua hal ini.

Butuh banyak halaman untuk menceritakan dengan tuntas kehidupan publik Yesus. Akan tetapi, dengan ringkas kita bisa melihat, bahwa tugas yang diemban Yesus di dunia ini, membawa dia melakukan banyak hal yang ternyata tidak disukai oleh para pemimpin agama di masa itu. Dia memberitakan kabar baik kepada orang miskin dengan cara menyelesaikan persoalan kemiskinan mereka. Dia membawa pembebasan kepada orang tawanan, dengan cara membebaskan mereka dari tawanan. Dia memberikan penglihatan kepada orang buta, memerdekakan mereka yang tertindas, dan memberikan pengampunan kepada mereka yang tenggelam paling dalam oleh karena dosa.

Keempat Injil mencatat, berkali-kali Yesus ditentang para pemuka agama, ahli Taurat dan orang Farisi, karena dia bertindak tidak sesuai dengan ‘kaidah-kaidah’ yang mereka anut selama ini. Di hari Sabat dia melakukan banyak mujizat dengan sengaja. Dia bergaul dengan kelompok-kelompok yang dijauhi oleh para pemuka agama karena dianggap berdosa. Dia bahkan membiarkan dirinya dijamah oleh orang-orang yang dianggap najis oleh fatwa para pemimpin agama. Dia mencari sendiri murid-muridnya, dan mereka adalah orang-orang dari kalangan biasa, yang tidak punya pemahaman agama seperti umumnya para murid ulama-ulama di masa itu. Mereka adalah orang-orang biasa, bahkan dari kalangan yang rendah dan tidak dihargai di dalam masyarakat. Di antara orang-orang terdekatnya ada nelayan yang tidak berpendidikan, pemungut cukai, orang Zelot, bahkan ada banyak perempuan, termasuk Maria Magdalena yang terkenal karena dosa-dosanya. Mengapa Yesus menjalankan kehidupan publiknya dengan cara seperti itu? Jawabannya memang sederhana: karena itulah kehendak Allah baginya. Itu adalah tugasnya di dunia ini, tugas yang memimpin kepada tujuan sejati kedatangannya ke dunia, sebagai juruselamat manusia.

Saya rindu minggu sengsara dan Paskah saya selalu bermakna. Tahun ini saya menemukan maknanya dalam cerita kehidupan publik Yesus ini. Yesus tahu dengan baik tujuan kedatangannya ke dunia ini. Dan dia melakukannya dalam ketaatan yang mutlak. Meskipun ketaatan itu berarti dia harus berhadapan dengan kekuatan para pemimpin agama, yang telah beratus-ratus tahun mendominasi kehidupan umat dengan peraturan-peraturan mereka. Segala bentuk ancaman dan intimidasi, tidak bisa membungkam atau menghentikan Yesus melaksanakan tugas yang telah diamanatkan kepadanya. Sampai akhirnya Salib di Kalvari menjadi puncak ketaatan kepada Allah dan puncak kasih yang teramat besar itu.

Ketaatan Yesus juga ditunjukkan dalam totalitas yang ditunjukkannya. Dia melaksanakan tugas yang diamanatkan kepadanya dengan total dan tanpa pamrih apapun. Dia tidak tergoda oleh peluang memperoleh kekuasaan secara politis. Dia juga menampik godaan untuk kekayaan dan kemewahan materi yang ditawarkan kepadanya. Bahkan dia juga tidak tergiur dengan popularitas dan ketenaran yang mengikuti dia karena apa yang dikerjakannya benar-benar menjawab kerinduan umat pada waktu itu. Sekali lagi, Yesus tahu dengan baik tujuan keberadaannya di dunia, dan sepenuhnya mengarahkan dirinya untuk melakukan tugas yang diamanatkan kepadanya.

Bagaimana Yesus bisa taat dengan mutlak dan total melakukannya tanpa pamrih? Injil menceritakan bahwa Dia hidup dalam persekutuan yang intim dengan Allah Bapa, “Aku dan Bapa adalah satu.” (Yoh 10:30). Itulah yang membuat dia mengenakan kuasa Allah yang memampukan dia mengerti dengan persis kehendak Allah yang harus dilakukannya.

Di masa minggu sengsara dan Paskah ini, teladan Yesus ini mengajarkan satu hal kepada saya, sudahkan saya menemukan tujuan keberadaan saya di dunia ini, dan tugas apa yang diamanatkan Tuhan bagi saya? Lalu, sudahkah saya menaatinya dengan mutlak, dan melaksanakannya dengan total tanpa pamrih?

Hidup dalam ketaatan kepada panggilan Tuhan, seringkali bukan hidup yang menyenangkan dan mudah. Ada begitu banyak ‘kuasa’ yang menentang, mengecam, menghalang-halangi. Terkadang bahkan kecaman dan tantangan justru datang dari orang-orang yang paling dekat bahkan. Hidup dalam ketaatan dan hidup yang tanpa pamrih pun mengandung ‘resiko’ yang besar. Tidak ada jaminan selain percaya kepada Dia yang memanggil, dan tidak ada ‘upah’ selain panggilan itu sendiri. Di minggu-minggu sengsara dan Paskah ini, saya mau hidup dalam persekutuan yang lebih intim dengan Allah Bapa, agar saya lebih lagi mengenakan kuasa-Nya yang memampukan saya mengerti kehendak-Nya dan mengikuti tuntunan-Nya, dan memampukan saya melakukan semua tugas yang diamanatkan kepada saya dengan taat dan tanpa pamrih. Yesus Kristus adalah teladan sempurna, dan pengikut Kristus mengikuti jejak kakinya.

10 Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya, 11 supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan dari antara orang mati. (Filipi 3:10-11)

Jumat, 15 April 2011

Yesus Kaulah sahabatku




Yesus Kaulah sahabatku
Yesus Kaulah Tuhanku
Yesus Kaulah segalanya bagiku
Di kala aku dalam kesesakan
Di saat aku dalam kebimbangan
Ketika aku putus pengharapan
Kutahu pasti Kaulah penolongku

Kau hiburkan hatiku
Kau kuatkan jiwaku
Kau briku kemenangan
Yesus Kau benteng dalam hidupku
GBU ALL

Rabu, 13 April 2011

YESUS ADALAH SEORANG PENDOA


Sebelum berkarya, Yesus selalu menyempatkan diri untuk berdoa. Apalagi untuk masalah yang satu ini, Yesus harus memilih kedua belas rasul-Nya. Mereka perlu dipersiapkan untuk meneruskan tugas perutusan guna menyebarkan khabar keselamatan untuk umat manusia. Agar pemilihan-Nya tidak meleset, maka mohon bimbingan Bapa agar pemilihan yang penting ini tidak bermasalah.

Yesus memberikan teladan untuk berdoa. Bahkan Yesus bisa berdoa semalaman tanpa henti. Dengan cara ini, Ia mau meneladani para murid dan para pengikut-Nya untuk tidak jemu-jemunya berdoa. Doa merupakan sumber kekuatan hidup rohani.

Kepergian-Nya ke bukit untuk berdoa, Ia sungguh-sungguh dan bersikap hati-hati dalam memilih orang-orang dekat-Nya. Pemilihan ke-12 murid-Nya melambangkan ke 12 suku Israel. Kedua belas murid-Nya diambil dari berbagai kalangan, ada yang berasal dari nelayan, dari pemungut cukai (Matius), dan dari orang lainnya dari orang militant anti penjajahan yakni Yudas Iskariot, dan Simon dari orang Zelot.

Sesudah itu Yesus dalam karya-Nya harus menyembuhkan banyak orang, dari mereka yang mengalami sakit penyakit, sampai mereka yang kerasukan roh jahat. Semua orang berusaha menjamah Dia, karena ada kuasa yang keluar dari pada-Nya, dan semua orang disembuhkan.

Dalam karya-Nya Yesus selalu membuat mukjizat penyembuhan, dan banyak di antaranya yang bertobat dan mengikuti Yesus. Namun demikian, walau mereka menyaksikan mukjizat itu, ada pula yang tidak percaya. Ahli Taurat dan orang Farisi adalah kelompok-kelompok yang tidak percaya kepada Yesus. Bahkan mereka terus mengamati Yesus khususnya pada hari Sabat. Menurut mereka pada hari Sabatpun, mereka tidak boleh berbuat baik, dan berhenti berbuat baik.

Yang dapat kita petik dari renungan Injil Lukas hari ini, adalah bahwa baik sekali kalau kita mempunyai kebiasaan baik dengan doa-doa kita. Menimba suatu doa merupakan kebiasaan yang baik sehingga kita meniru Yesus bagaimana berdoa terus kita lakukan apalagi pada saat-saat kita memang membutuhkan bantuan dari doa. Oleh karena itu, kita tidak boleh berhenti atau malas berdoa.

Demikian renungan singkat hari sebagai inspirasi dari Injil Lukas 6:12-19, Tuhan berkati.-***

Doa,

Ya, Bapa, ajarilah aku untuk terus berdoa melaui Putera-Mu, Yesus, Juru Selamat kami, amin.

Yesus Disalibkan, Mati, dan Dikuburkan


Pilatus telah menjatuhkan hukuman mati kepada Yesus. Sesuai dengan keinginan para Imam dan Ahli Taurat, Yesus ditetapkan untuk disalibkan. Sebelum itu, Yesus di cambuk oleh cambuk besi dan dimahkotai duri oleh para pasukan dalam gedung pengadilan, serta mengolok-ngolokNya dengan memakaikan Jubah ungu serta menyembahnya “Salam, Hai Raja orang Yahudi!”. Tak hanya itu, mereka juga meludahiNya dan memukuliNya hingga tak berdaya.
Kemudian para prajurit membawa Yesus untuk disalibkan ke bukit Golgota (artinya tempat tengkorak). Selama perjalanan ke sana, Yesus diperintahkan untuk memanggul salib. Selama perjalanan itu pula, Yesus jatuh sampai 3 kali. Para prajurit itu memerintahkan seseorang yang berada di kerumunan banyak orang, Simon dari Kirene, membantu Yesus memanggul salibNya. Tepat pukul 9, Yesus disalibkan dibukit Golgota bersama-sama dengan 2 orang penyamun, yang disalibkan disebelah kanan dan kiriNya. Di atas salibNya, tertulis “INRI” yang artinya “Inilah Raja Orang Yahudi”. Selama Yesus disalibkan pula, para prajurit mengolok-ngolokNya, “Jika Kau benar-benar Tuhan, selamatkanlah diriMu!” Yesus hanya terdiam sambil berdoa, “Ya Bapa, maafkanlah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.”

Yesus Dihadapan Pilatus


Para Imam dan ahli taurat membawa Yesus kepada Pilatus,Raja negeri itu untuk diberi hukuman. Karena hari itu merupakan hari paskah, sudah menjadi tradisi negeri itu untuk membebaskan 1 orang yang telah dipenjarakan. Dan mereka meminta seorang bernama Yesus Barabas untuk dibebaskan dan menyuruhnya untuk menyalibkan Yesus. Pilatus bingung karena dirinya tak tahu apa kesalahan yang dilakukan Yesus. Namun,semakin orang-orang itu berkata,"Salibkan Dia! Salibkan Dia!" Kemudian Pilatus mengambil air dan mencuci tangannya dihadapan banyak orang, kemudian mengatakan kepada orang banyak itu bahwa dirinya tidak bersalah atas darah orang yang tidak berdoas itu,Yesus. Demi menyenangkan hati mereka Pilatus melakukan apa yang mereka inginkan,yaitu membebaskan Barabas dan menjatuhkan hukuman menyalibkan Yesus.

_Kekuatan Doa_


Allah, Engkaulah Bapaku. Engkaulah sumber hidupku serta segala bakat,peluang dan daya yang ada padaku.Akulah hambaMu. Kepada-Mu aku harus mempertanggung jawabkan apa ang Kau pasrahkan kepadaku.Aku tahu bahwa dalam hidupku terdapat kegagalan dan kesalahan.Aku tahu bahwa aku seharusnya mengurus pemberianMu dengan baik. Biarlah aku melihat, dimana hidupku kurang sesuai dengan kehendakMu,dimana aku butuhkan ampunMu.Utuslah Roh kudusMu agar aku mampu melepaskan diriku dari segalah yang salah;agar aku dapat menyesal dan dapat mengambil niat baru untuk berbuat yang benar. Tuhan, kadang-kadang aku bingung tentang diriku sendiri.Aku ingin hidup baik namun malah berbuat yang tidak baik. Engkaulah yang mengenal aku. Aku berusaha melihat diriku sebagaimana Engkau melihat aku - betapapun ini membuat aku malu dan sakit. Aku mengerti,bahwa Engkau mengasihi aku, bahwa Engkau ingin memajukan aku, bahwa aku boleh memasrahkan diriku kepadaMu,seadanya saja. Tolonglah aku, Tuhan, untuk mengatasi kesombonganku,untuk membiarkan diriku disembuhkan oleh sabda pengampunan yang Kau ucapkan kepadaku lewat imam yang bertindak atas namaMu.*****Tuhan, kini aku berusaha untuk membuka hati terhadap cintaMu. Ternyata Engkau telah mengulurkan tanganMu yang kurindukan selama ini. Maka terimalah syukur dan pujian,kini dan sepanjang masa. Amin

MARILAH KITA MENGASIHI SIAPAPUN

Meskipun perhatian berubah menjadi acuhan,.. Meskipun pujian berubah menjadi sindiran,... Meskipun sapaan berubah menjadi makian,.. Meskipun kerinduan berubah menjadi kebencian,.. Meskipun senyuman manis berubah menjadi sinis,.. Meskipun tatapan mata romantis berubah menjadi bengis,.. Meskipun perlakuan mereka membuat hati kita menangis,.. Meskipun mereka menindas kita sampai habis,.. Janganlah kita menaruh kebencian sedikitpun,.. Janganlah mencari keadilan manusia karena hanya Allah yang adil,.. Janganlah mencari kebenaran manusia karena hanya Allah dan firmanNya yang benar,.. Tetaplah semangat & bersukacita menjalani kehidupan,... Gbu all

YESUS PENOLONG KITA


Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku akan bersyukur lagi kepada-Nya, penolongku dan Allahku!" ( Mazmur 42:6 ).


Saudaraku "SJSD" yang terkasih...

Setiap manusia normal pasti pernah mengalami kegelisahan dan tekanan dalam jiwanya atau dengan kata lain pernah mengalami yang namanya stress. Namun jika sampai berlebihan, itu adalah hal yang sangat tidak baik dan menunjukkan bahwa orang yang mengalaminya tidak punya pengharapan kepada Tuhan.


Musa dan Daud adalah dua orang yang pernah mengalami tekanan berat dalam hidupnya. Musa menghadapi tekanan berat dari orang-orang Israel yang dipimpinnya yang selalu menuntut ini dan itu serta bersungut-sungut. Sementara Daud menghadapi tekanan berat ketika di kejar-kejar oleh Saul. Daud harus pindah sana dan sini untuk menghindari Saul dan hal itu membuat jiwanya tertekan. Namun Musa dan Daud mempuyai sikap yang berbeda dalam menghadapi tekanan itu. Musa tidak mau dikuasai oleh tekanan jiwanya sementara Daud pernah di kuasai oleh tekanan jiwanya sampai ia tidak punya pengharapan kepada Tuhan.