God so loved the world That He gave.... God so loved the world That He gave His only Son.... Worthy is The Lamb That was slain.... He's risen from the death.... He is risen.... He's high and lifted up.... Heavens and earth adore....
Selasa, 17 Mei 2011
Menunggu Dengan Sabar
Setiap kita pasti mengalami persoalan-persoalan hidup yang membuat hidup kita terasa sukar. Pada saat-saat seperti itu kita pasti menantikan datangnya pertolongan Tuhan. Masalahnya adalah bagaimana kita menunggu dan mengalami pertolongan Tuhan itu? Ketika kita ada dalam satu persoalan hidup yang berat, yang harus kita percayai adalah pribadi Allah yang tidak mungkin membiarkan kita menghadapi cobaan yang melebihi kekuatan kita. Namun kadang kita menjadi lemah dan putus asa ketika persoalan itu menjadi semakin berat, sementara kita berdoa tak kunjung datang pertolongan-Nya. Untuk ini kita perlu belajar bagaimana caranya menunggu dengan tenang datangnya pertolongan Tuhan tersebut. Ada beberapa sikap hati yang harus kita terapkan di sini dalam menunggu dengan tenang datangnya pertolongan Tuhan tersebut.
Yang Lumpuh Dan Bisa Berjalan Lagi
YESUS SAYANG PATORANG-Aku tak pernah mengira bahwa satu waktu dalam hidupku aku akan menjadi orang yang tidak berguna. Pada saat usia kehamilanku mencapai 2 bulan, aku mengalami pendarahan. Sejak kejadian itu, dokter menyatakan bahwa aku mengalami sakit yang aneh. Seluruh badanku memang terasa sakit dan menurut analisa dokter, aku mengalami infeksi kandungan karena waktu dikuret tidak bersih. Obat demi obat sudah aku minum tetapi aku tidak kunjung sembuh. Aku mencoba mendapatkan diagnosa dari berbagai dokter. Namun tidak ada kepastian mengenai penyakit yang aku derita.
Satu kali, aku ingin membuatkan anakku Indomie rebus. Jadi, aku tuang air panas dari termos ke atas mangkok berisi Indomie, yang aku taruh di atas pangkuanku. Saat air panas dituang, mangkok sedikit goyang dan mengenai pahaku. Aku pun bergerak refleks tetapi air panas itu malah tumpah semua dan mangkok pun jatuh ke lantai. Karena peristiwa itu, aku merasa kesakitan dan shock. Sebagai seorang mama, aku merasa tidak berguna karena untuk menyiapkan Indomie rebus buat anakku saja, aku tidak mampu. Jadi, untuk apalagi aku hidup?
Beberapa waktu kemudian, seorang temanku merekomendasikan nama seorang dokter spesialis tulang yang sangat terkenal dan dengan berbekal informasi ini, aku memberanikan diri sekali lagi pergi ke dokter. Aku berharap aku bisa bebas dari penderitaan yang sudah berjalan selama 2 tahun ini. Namun sebuah kenyataan yang sangat menyakitkan justru aku terima. "Kedua tulang pinggul Ibu Lily sudah rusak dan hancur. Ibu mengalami osteoporosis dan tulang sendi yang berbentuk bulat pun sudah tidak ada bantalannya lagi karena remuk", kata dokter spesialis itu kepadaku dan suamiku.
Dokter menyarankan, agar tulang panggulku segera dipotong dan diganti dengan tulang dari bahan titanium. Untuk itu, aku harus menjalani operasi yang menelan biaya hampir Rp. 200 juta! Masih menurut dokter, pasca operasi, si pasien kemungkinan besar akan lumpuh total dan bahkan pada akhirnya meninggal muda. Dokter lalu melanjutkan penjelasannya: "Kalau untuk penyembuhan seperti ini sangat sulit. Bahkan pengobatan yang bertahun-tahun pun belum tentu membawa kesembuhan bagi si pasien. Apalagi, si pasien harus diberikan suntikan yang berkali-kali. Menurut prediksi saya, sudah paling top bila Ibu Lily bisa mencapai umur 38 tahun".
Penuturan dokter membuatku seakan-akan tahu hari kematianku dan aku tidak punya harapan lagi untuk bisa hidup. Hanya di dalam doa, aku bisa berseru kepada Tuhan: "Aku akan meninggalkan anak-anakku. Namun kenapa Engkau, Tuhan mau mengambilku yang masih harus mendidik dan membesarkan anak-anaku? Aku ingin hidup lebih lama karena tugasku di dunia belum selesai..." Walaupun aku tahu bahwa aku bakalan lumpuh dari mulai pinggul dan merembet hingga ke tulang belakang, aku tetap masih menyimpan harapan kepada Tuhan.
Atas permintaanku, suamiku membelikan aku sebuah lukisan Yesus dan menempelkannya pada dinding kamar kami. Lukisan itu mengingatkan aku akan kebaikan Tuhan dalam hidupku dan aku teringat kembali akan firman Tuhan yang sudah pernah aku dengar bahwa Tuhan sanggup menyembuhkanku. Aku merasa bersalah selama ini karena aku tidak percaya dan aku meninggalkan Tuhan.
Sampai satu hari, seorang teman suamiku datang ke rumah dan menawari 2 tiket untuk hadir di ibadah kesembuhan di Ancol oleh hamba Tuhan dari luar negeri, yang luar biasa dan sudah ditunggu-tunggu banyak orang. Akhirnya kami ambil tiket itu dan bersama-sama pergi ke sana. Namun di sana aku malah ditaruh di kumpulan orang-orang yang memakai kursi roda. Dalam hati aku mengeluh: "Aduh, koq seperti ini, ya. Aku masih muda tapi koq udah parah banget." Malam itu, aku tidak menerima kesembuhan dan aku pulang ke rumah dengan badan yang cape dan lemas.
Hari kedua aku tidak mau datang karena merasa kecewa dan aku merasa Tuhan tidak sayang padaku. Suami sempat bingung karena aku tidak mau pergi. Namun teman-teman kami terus berusaha membujuk. Mereka berdoa dan mengatakan bahwa masih ada peluang di hari ketiga, yaitu esok harinya. Seorang hamba Tuhan bahkan bernubuat: "Kamu harus datang karena kamu pasti disembuhkan pada hari ketiga," katanya. Aku pun semangat lagi dan yakin bahwa hari terakhir adalah kesempatan terakhir bagiku.
Keesokan harinya kami pergi ke ibadah kesembuhan dan pada pukul 4 sore, seorang nenek mendekati kami dan menanyai suamiku. Suamiku kemudian menjelaskan bahwa aku adalah istrinya dan bahwa seluruh sendiku terasa ngilu dan tidak bisa digerakkan lagi. Lalu sang nenek bersimpuh di dekat kakiku dan berdoa. Dalam doanya, ia mengatakan bahwa Tuhan sanggup melakukan mukjizat dan Tuhan sanggup membangkitkan orang yang lumpuh. Doanya benar-benar membuatku yakin bahwa Tuhan sanggup sembuhkan aku dan pada saat itu di pikiranku sama sekali tidak ada keraguan. Seperti orang normal yang diperintahkan untuk berdiri, aku lalu mencoba berdiri dan aku bisa berdiri tanpa rasa sakit!
Lalu si nenek menantang aku untuk terus berjalan dan berjalan. Puji Tuhan! Setiap langkah aku berkata: "Puji Tuhan. Tuhan luar biasa, Tuhan dahsyat!" Aku benar-benar merasakan Tuhan itu ada dan Tuhan itu ajaib. Ketika aku pergi ke dokter, ia merasa kagum dan kaget melihat aku bisa sembuh. "Saya turut berbahagia dan saya yakin semua berkat Tuhan Yesus," ujar dokter yang memeriksaku. Suamiku pun merasakan sukacita yang aku rasakan: "Sebagai seorang suami melihat pendamping hidup saya sudah sembuh, saya senang sekali. Kehidupan saya sebagai suami jadi normal kembali. Apalagi, Tuhan mengizinkan istri saya bisa bekerja kembali dan keluarga juga bisa diberkati".
Bagiku, kebaikan Tuhan itu luar biasa. Kalau dulu aku berharap kepada manusia tetapi ternyata aku salah. Ternyata cuma Tuhan Yesus yang bisa sembuhkan kita dan memberikan mukjizat yang luar biasa. Dan bahwa hanya Tuhan Yesus saja yang bisa melakukan perkara yang luar biasa!
Hidup Kembali Setelah Dinyatakan Meninggal
Yan Wiyanto, suami Veronika tidak yakin dengan hasil pemeriksaan yang dikeluarkan dokter. Dia lalu berkonsultasi dengan seorang saudaranya yang juga seorang dokter, namun saudaranya pun memberikan diagnosa yang sama bahwa keduanya telah meninggal. Atas saran saudaranya, Yan meminta dokter mempertahankan nyawa Veronika dan anaknya dengan cara inkubasi. Namun dokter tidak menjanjikan apapun yang memungkinkan nyawa Veronika maupun anaknya bisa diselamatkan.
Ketika harapan hidup Veronika mulai hilang, tiba-tiba sebuah kejadian ajaib terjadi. "Mulai ada tanda-tanda, nafas yang tadinya cuma satu dua, satu dua, sudah mulai normal," Yan bercerita. Pada saat itulah Yan berdoa, "Tuhan tolonglah, berikanlah jalan yang terbaik apa yang harus saya perbuat." Maka sewaktu Veronika masih dalam keadaan koma, Yan memutuskan memindahkan Veronika ke rumah sakit lain.
Berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan oleh rumah sakit yang baru, dokter memberikan diagnosa bahwa Veronika mengalami gagal ginjal akut.
"Hasil pemeriksaan darah lengkap ternyata gagal ginjal akut. Kadar racunnya sangat tinggi, namanya urium dan keracunan ini sudah mencapai taraf yang sangat tinggi. Jadi kalau Tuhan memberi hidup, kemungkinan besar dia akan cacat," Dokter Winarno Sarkawi, ahli Obstetri & Ginekologi yang merawat Veronika memberikan penjelasan.
Menerima hasil diagnosis dokter tersebut, Yan Winarto kembali berdoa, "Tuhan, bila memang Tuhan mengizinkan Vero hidup, berikan kami tanda-tandanya. Tapi bila memang Vero akan Engkau panggil, Tuhan berikan kekuatan, berikan penghiburan kepada kami. Terutama berikan keteguhan kepada saya."
Dalam kondisi koma, Veronika mendapatkan sebuah mimpi. Ia melihat seorang anak laki-laki sedang bermain bola dengan menggunakan kostum tim sepak bola kesayangannya. Tiba-tiba sesuatu yang luar biasa terjadi, bayi laki-laki lahir dengan sendirinya dalam keadaan sudah tidak bernyawa. Dan setelah itu Veronika kemudian mulai sadar dari kondisi komanya.
"Penglihatan tentang anak lelaki itu adalah hadiah dari Tuhan, bahwa anak lelaki saya sudah sampai di surga. Memang sebenarnya berat, tapi rencana Tuhan memang kita tidak bisa mengerti. Tuhan tahu jalan yang terbaik. Ya, walaupun saya sayang anak saya, tetapi ternyata Tuhan lebih sayang sama anak saya." Sambil mencucurkan air mata Veronika bercerita.
Setelah 12 hari di ICU, kondisi Veronika mulai membaik dan dipindahkan ke ruang perawatan. Sejak itu proses kesembuhan Veronika berjalan dengan sangat cepat. Mujizat Tuhan tidak hanya berhenti di situ, selain proses kesembuhan yang cepat, Veronika pun tidak mengalami kecacatan sama sekali. Bahkan dokter Winarno pun mengakui bahwa hal itu merupakan kejadian luar biasa.
"Luar biasa, Tuhan campur tangan dengan begitu luar biasa. Susah diterangkan dengan bahasa medis," demikian ungkapnya.
Ucapan syukur tak henti terucap dari mulut Yan Winarno, suami Veronika. "Saya selama ini selalu berdoa, terima kasih Tuhan, saya bersyukur karena mukjizat-Mu telah menjamah kami, terutama kesehatan Vero."
Melalui mukjizat yang dialaminya, Veronika dibukakan sebuah kebenaran bahwa kasih mengalir dengan begitu dasyat melalui kuasa doa suaminya. Hal tersebut menancap dengan kuat dalam benaknya. Semenjak itu kerinduannya untuk menyenangkan Tuhan semakin besar. Dia melakukan dengan segala kemampuan yang dimilikinya. Demikian Veronika melanjutkan kehidupannya menuju sebuah masa depan yang indah, karena Tuhan campur tangan dalam kehidupannya. (Kisah ini ditayangkan 20 Oktober 2009 dalam acara Solusi Life di O'Channel).
Sumber Kesaksian :Veronika Yonathan
YESUS Puaskan Kehausan Saya
Nama saya Rostauli N. Meskipun terlahir di tengah-tengah keluarga yang miskin, saya dibesarkan di keluarga kristen yang taat beragama.
Sebagai keluarga yang dikaruniai 5 orang anak, kami sekeluarga terlibat dalam pelayanan. Meski banyak program-program pelayanan yang saya ikuti, dalam kebingungan saya, saya bertanya-tanya mengapa hati saya tetap terasa kosong. Ada apa yang salah? Tapi saya tetap melaksanakannya karena saya berpikir melayani TUHAN memang seperti itu. Meski kering tapi tetap melayani.
Sesungguhnya, saya sudah jenuh dengan program-program pelayanan yang selama ini saya ikuti. Hati saya rindu akan Hadirat TUHAN yang bisa membuat hati saya bersukacita kembali. Akhirnya saya berpikir mengikuti banyak sekali ibadah, KKR, seminar, retreat, dan lain-lain agar saya bisa mendapatkan Hadirat TUHAN yang saya cari-cari selama ini. Mungkin dengan cara ini saya bisa bersukacita kembali. Ternyata, hati saya ini tetap saja tidak terpuaskan. Saya bingung, tapi apa boleh buat, saya tetap teruskan saja ikuti banyak pelayanan dengan harapan suatu saat nanti saya bisa merasakan Hadirat TUHAN yang bisa memuaskan saya.
Suatu ketika, anak saya yang ada di Jakarta menelpon kepada saya dan memberitahukan bahwa ia hendak beribadah di tempat lain. Saya kaget, kemudian saya bertanya, “Mau beribadah di gereja mana?”. Dan dia jawab, “Sebenarnya nama gereja ini tidak setenar gereja-gereja besar yang mama tahu. Tapi aku merasakan ada Hadirat TUHAN di sini. Aku sudah ibadah di beberapa gereja besar, tapi yang ini beda”. Lalu saya tanya lagi, “Apa nama gerejanya?”. Dia menjawab: "Gereja TAKHTA YESUS." Saya sangat kaget mendengarnya. Saya tidak pernah mendengar nama gereja itu dan nama itu terlalu ‘berani’ untuk dijadikan nama gereja. Saya katakan pada anak saya, “Kau jangan main-main, kau tahu sekarang banyak ajaran-ajaran yang menyimpang. Masih banyak gereja lain, kenapa tidak coba ibadah di gereja yang sudah dikenal umum, pasti bagus pengajarannya”. Terus dia jawab: “Nggak ma, aku sudah jalanin itu semua. Tapi GTY ini berbeda. Aku sendiri sudah merasakan ma. Dan di GTY justu pengajaran tentang KEBENARAN itu sangat murni. Aku sudah menetapkan hatiku untuk ber-gereja di GTY. Aku mengatakan ini untuk memberitahu mama saja biar mama tidak kaget kalau aku sudah pindah gereja.”
Sejak di GTY, anak saya beberapa kali menelepon saya dan menceritakan dengan semangat pengalamannya berjumpa dengan YESUS. Saya tetap katakan padanya supaya hati-hati karena siapa tahu ajarannya tidak benar. Tapi dia selalu menyaksikan kepada saya bahwa Hadirat TUHAN yang dirasakan di ibadah GTY sangat luar biasa dan membuat hatinya terus bersukacita, ada yang berbeda disini.
Akhirnya perkataan anak saya ini semakin membuat saya jadi penasaran. Pikir saya: "Ibadah seperti apa yang anak saya alami ini?" Kemudian saya meminta keponakan saya untuk mengecek ke GTY di tempat saya berada karena saya tidak yakin apakah benar Hadirat TUHAN di sana sangat luar biasa. Sepulang dari GTY, saya bertanya pada keponakan saya. Dan ternyata kesaksiannya sama dengan anak saya bahwa dia merasakan jamahan TUHAN di sana sangat kuat. Penasaran saya semakin menjadi-jadi. Akhirnya saya berencana untuk pergi ibadah ke pada suatu waktu. Ketika waktu itu tiba, saya beribadah di sana dan ternyata saya mengalami hal yang anak dan keponakan saya rasakan. Sukacita saya terpuaskan, saya seperti mengalami cinta mula-mula dengan YESUS kembali. Inilah ternyata yang saya cari selama ini. Saya merasakan KASIH YESUS seperti dibanjiri aliran sungai yang sejuk sekali dan KASIH itu telah membasahi kekeringan di hati saya. Saya tidak sadar ternyata air mata saya membasahi pipi saya karena Hadirat TUHAN yang saya rasakan disana. Ibadah itu begitu indah, saya merasakan YESUS benar-benar hadir di ibadah itu.
Sukacita yang tak tertahankan membuat saya berani menceritakan pengalaman saya kepada orang di sekitar saya. Pernah suatu kali Bapa Rohani Ibu Rita datang ke tempat saya berada, kemudian saya dilayani disana. Sejuk sekali rasanya setelah dilayani Bapa Rohani dimana semua rasa sakit hati saya, kepahitan saya, dan segala keraguan saya dalam sekejap digantikan dengan KASIH YESUS yang besar.
Ada sebuah peristiwa yang menjadi pelajaran berharga buat saya. Suatu kali ada seorang Hamba TUHAN wanita yang dianggap sebagai pelihat datang ke rumah saya. Banyak sekali yang disampaikan oleh Hamba TUHAN ini, ia mengatakan bahwa kerohanian saya telah berumur 5 tahun, ia mengatakan juga kepada saya bahwa saya masih di luar pintu surga. Saya jadi berteriak-teriak bahkan meraung-raung agar saya dapat masuk ke ‘pintu surga’. Setelah berteriak-teriak, akhirnya pelihat itu mengatakan bahwa saya sudah diperbolehkan masuk ke pintu surga. Setelah didoakan, ‘pelihat’ itu mengatakan bahwa saya akan dipakai TUHAN kalau saya mau mengikuti dia.
Sebelum saya bertemu dengan ‘pelihat’ ini, sebenarnya saya sudah menceritakan Bapa Rohani saya dan Bapa Rohani saya sudah melarang saya serta menyuruh saya untuk menolak dalam nama YESUS perkataan-perkataan ‘pelihat’ tersebut. Tapi, saya tidak melakukan apa yang dikatakan oleh Bapa Rohani saya, saya berpikir kalau tidak ada salahnya jika hanya didoakan saja oleh ‘pelihat’ tersebut, dan saya juga sempat percaya dengan apa yang dikatakan oleh hamba TUHAN itu karena menurut saya perkataannya sepertinya benar.
Akhirnya saya takut untuk menceritakan apa yang saya alami setelah bertemu dengan ‘pelihat’ itu, saya memilih untuk menceritakannya pada anak saya. Saya ceritakan pada anak saya, dan saya berpesan agar hal tersebut tidak diceritakan ke Bapa Rohani. Tapi ternyata, anak saya menceritakan hal tersebut kepada Bapa Rohani dan saya marah pada anak saya tapi anak saya langsung mengatakan bahwa hatinya tidak tenang dan ingin sekali menceritakan apa yang saya alami tersebut kepada beliau. Hasilnya, Bapa Rohani memang marah karena saya tidak mendengar apa yang dikatakannya dan tidak menceritakan apa yang saya alami kepada beliau. Bapa Rohani mengatakan bahwa saya telah kemasukan roh tenung dari ‘pelihat’ tersebut. Semula saya tidak mengerti, tetapi setelah dijelaskan barulah saya mengerti bahwa orang dunia pun bisa meramal hal-hal yang sepertinya bersifat rohani padahal itu tidak dari TUHAN.
Bapa Rohani juga mengatakan bahwa pada zaman Elia juga begitu. Dari 400 nabi hanya satu yang benar. Saya pun minta maaf pada Bapa Rohani saya dan juga minta ampun pada TUHAN YESUS. Saat itu saya baru mengerti bahwa 99% benar tapi 1% salah,itu tetap salah karena dalam TUHAN kebenaran itu harus utuh 100%. Suatu kebenaran yang mengagumkan yang belum pernah saya sadari selama ini. Ini merupakan pelajaran berharga bagi saya.
Namun keadaan tidak semudah yang saya harapkan. Banyak juga yang justru menjauhi saya dan mengucilkan saya setelah mengalami Hadirat TUHAN dan menceritakan pengalaman saya ini kepada orang lain. Saya tadinya sedih dengan keadaan ini tapi saya telah bertekad hati untuk tidak mau melepaskan YESUS yang telah menyelamatkan saya. Jadi semuanya saya serahkan saja pada YESUS. Biarlah DIA yang bekerja. Sekarang hati saya mengalami ketenangan dan damai yang luar biasa. Rasanya seperti disayang YESUS, diperhatikan YESUS, dicintai sepenuhnya oleh YESUS. Semua ini karena YESUS itu sayang sama saya dan tidak melupakan saya.
Meski dulu saya ini juga adalah orang-orang yang jauh dari TUHAN, tapi IA membawa saya dekat dengan-NYA dan mengalami kasih TUHAN YESUS setiap harinya. Sekarang, hidup saya berbeda, saya melihat diri saya bukan dari kekurangan saya dan masa lalu saya. Sekarang saya menjadi ciptaan baru dan hidup bagi YESUS untuk selama-lamanya.
Terjawab sudah, saya sekarang sudah menemukan apa yang saya cari-cari selama ini yaitu KEBENARAN yang sejati, KASIH yang murni, YESUS yang nyata yang mencintai saya melampaui apa yang saya dapat pikirkan. Saya bersyukur karena saya telah diangkat menjadi anak oleh YESUS, PENYELAMAT hidup saya. Terima kasih YESUS untuk sukacita ini dan untuk Hadirat-MU yang memuaskan-ku. Selamanya, aku akan mencintai YESUS, BAPA-ku.
Langganan:
Postingan (Atom)