Peristiwa bersejarah, ketika Tuhan
Yesus akan meninggalkan para murid-Nya di bukit Zaitun untuk pergi
kepada Bapa di Sorga dicatat oleh Matius dalam Injilnya pasal 28:18-20
demikian: Yesus mendekati mereka dan berkata:
“Kepada-Ku telah diberikan segala
kuasa di sorga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua
bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh
Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah
Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa
sampai kepada akhir zaman”.
1. Menjadikan semua bangsa murid Tuhan Yesus.
Terkait dengan Amanat Agung, Rick
Joiner menulis dalam buku Pelayanan Apostolik: ”Pondasi Amanat Agung
adalah bahwa segala otoritas telah diberikan kepada Yesus, baik di
sorga maupun di atas bumi. Pada dasarnya, Amanat Agung merupakan
penyataan dari otoritas-Nya”. Tidak dipungkiri lagi bahwa para murid,
para rasul adalah pengemban tugas estafet karya besar rencana Tuhan
untuk menyelamatkan orang-orang berdosa yang percaya kepada Tuhan Yesus
sebagai Mesias.
Tuhan melengkapi para murid dengan Roh
Penolong, Roh Penghibur, Roh Kudus yang akan menuntun para rasul
disetiap peristiwa yang di alami oleh para murid yang senantiasa taat
dan setia di dalam tugasnya sebagai pengemban Amanat Agung. Dan sejarah
membuktikan, bahkan Injil mencatat kinerja para rasul setelah Yesus
naik ke sorga. Betapa dahsyat kinerja para rasul ketika menyampaikan
kebenaran firman Tuhan di depan khalayak ramai, di tengah-tengah
bangsa-bangsa yang berkumpul di Yerusalem.
Para rasul mendapatkan kuasa yang
sangat besar seperti apa yang tertulis dalam Kisah Para Rasul 1:8 yang
dikatakan: ”Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke
atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh
Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi”. Perihal Amanat Agung, Dean
Wiebracht mengatakan dalam bukunya: ”Jelasnya, Amanat Agung ini bukan
sekedar untuk gereja mula-mula. Yesus berjanji untuk bersama-sama
dengan pengikut-Nya sampai pada kesudahan alam”.
2. Bentuk pelayanan para rasul.
Pelayanan para rasul mula-mula, tidak
jauh berbeda dengan apa yang dilakukan Tuhan Yesus guru mereka, bahkan
jangkauan pekerjaan para rasul lebih luas. Rachmat T. Manullang dalam
tulisannya mengatakan, ”Alkitab menjelaskan prinsip yang harus diikuti,
yaitu doa syafaat adalah pelayanan di dunia adikodrati atau dunia roh,
dunia yang tidak kelihatan yang harusnya menjadi pendahuluan sebelum
ada pelayanan yang lain di dunia nyata atau yang kelihatan”. Dengan
tanpa kenal takut para rasul berbicara tentang kebenaran, tentang
siapakah Yesus yang telah disalibkan. Para rasul juga
”mendemonstrasikan” mujizat yang pernah dilakukan oleh Tuhan Yesus.
Bentuk pelayanan para rasul mula-mula tercatat dalam Kisah Para Rasul
2:46-47 demikian : Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul
tiap-tiap hari dalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah
masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan
dengan tulus hati, sambil memuji Allah. Dan mereka disukai semua orang.
Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang
diselamatkan.
3. Penyertaan Tuhan dalam pelayanan para rasul.
Pelayanan para rasul terkait erat
dengan Gereja. Gereja sebagai tubuh Kristus. Rachmat T. Manullang
menulis dalam bukunya, ”Gereja sebagai tubuh Kristus memiliki kekuasaan
yang sama seperti yang dimiliki Yesus Kristus atas kuasa setan. Dengan
demikian kepenuhan Allah dapat menerima semua tempat dan segala bidang
kehidupan”.
Bukti penyertaan Tuhan sangat jelas
nampak pada mujizat yang dilakukan para rasul, banyaknya orang yang
bertobat ketika para rasul menyampaikan seruan pertobatan. Banyak yang
menjadi percaya kepada Tuhan Yesus, dan itu dinyatakan dengan kesedian
mereka yang memberi diri dibaptis, dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan
Juruselamat mereka. Ketika para rasul ditangkap para penguasa waktu itu
bahkan dimasukkan ke dalam penjara, Tuhan memberikan pertolongan pada
para rasul.
Dokumen Konsili Vatikan II menjelaskan
tentang penyertaan Tuhan pada para murid-Nya. ”Sebab Tuhan Yesus
menyertai para Rasul-Nya seperti telah dijanjikan-Nya (lih. Matius
28:20), dan Ia mengutus Roh Pembantu kepada mereka, untuk membimbing
mereka memasuki kepenuhan kebenaran (lih. Yohanes 16:13)”.
Dalam bukunya Rick Joyner mengatakan:
Gereja abad pertama mempunyai bukti
yang melimpah tentang hadirat Tuhan bersama mereka. Hampir segala yang
mereka kerjakan jauh melampaui ketulusan maupun kepandaian manusia.
Sesungguhnya, gereja abad pertama tidak meninggalkan bangunan maupun
program apapun di belakang mereka. Mereka hanya meninggalkan hidup yang
diubahkan, keluarga, dan bahkan bangsa-bangsa.
4. Dampak pelayanan para rasul pada Gereja mula-mula.
Pekerjaan Tuhan yang dilanjutkan oleh
para rasul di muka bumi membawa dampak yang sangat luar biasa. Hill
Hamon menulis dalam bukunya.
Rasul-rasul meletakkan fondasi
lewat wahyu ilahi dan menghadirkan kebenaran dengan hikmat dan otoritas
apostolik. Rasul-rasul biasanya bersedia mendengarkan situasi dari
kedua sisi dan kemudian memberikan nasihat bijak. Nasihat itu akan
mengoreksi dan menyelesaikannya dengan suara bijak, kedewasaan, dan
otoritas ilahi. Jika diperlukan fondasi baru, rasul-rasul kemudian
mengajar, mengkhotbahkan, dan menunjukkan doktrin-doktrin Allah dan
meletakkan fondasi itu dengan dasar-dasar iman Kristen.
Banyak jiwa dimenangkan bagi Tuhan.
Hari pertama rasul Petrus berkhotbah Alkitab mencatat dalam Kisah Para
Rasul 2:41-45 yang berkata, “Orang-orang yang menerima perkataannya itu
memberi diri dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka bertambah
kira-kira tiga ribu jiwa. Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul
dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan
roti dan berdoa. Maka ketakutanlah mereka semua, sedang rasul-rasul itu
mengadakan banyak mujizat dan tanda. Dan semua orang yang telah menjadi
percaya tetap bersatu, dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan
bersama, dan selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu
membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan
masing-masing”.
Rick Joyner dalam bukunya mengatakan,
Itulah sebabnya mengapa Amanat
Agung bukan sekedar membuat orang-orang bertobat, tetapi “menjadikan
mereka murid”. Murid-murid sejati ini adalah mereka yang diajar untuk
mempelajari semua yang telah diperintahkan oleh Yesus. Hari lepas hari
para rasul mengajarkan apa yang telah diajarkan kepada mereka. Ini
merupakan penggenapan Amanat Agung karena berkaitan dengan
mengkhotbahkan Injil bagi keselamatan jiwa.
C. Tujuan pemanggilan khusus sebagai rasul.
1. Pengajaran para rasul pada jemaat mula-mula.
Alkitab mencatat sosok Petrus sebagai
pimpinan para rasul, waktu itu tampil kedepan dan berbicara kepada
banyak orang di Yerusalem katanya, : Saudara-saudara, aku boleh
berkata-kata dengan terus terang kepadamu tentang Daud, bapa bangsa
kita. Ia telah mati dan dikubur, dan kuburannya masih ada pada kita
sampai hari ini. Tetapi ia adalah seorang nabi dan ia tahu, bahwa Allah
telah berjanji kepadanya dengan mengangkat sumpah, bahwa Ia akan
mendudukkan seorang dari keturunan Daud sendiri di atas takhtanya.
Karena itu ia telah melihat ke depan dan telah berbicara tentang
kebangkitan Mesias, ketika ia mengatakan, bahwa Dia tidak ditinggalkan
di dalam dunia orang mati, dan bahwa daging-Nya tidak mengalami
kebinasaan. Yesus inilah yang dibangkitkan Allah, dan tentang hal itu
kami semua adalah saksi. Petrus mendapatkan kekuatan dan hikmat luar
biasa setelah menerima pencurahan Roh Kudus pada peristiwa Pentakosta.
J.L.Ch. Abineno menyinggung peran Roh Kudus dalam bukunya, ”Roh
Kudus… menurut kesaksian Alkitab … bukan saja bekerja dalam Israel dan
dalam Yesus, tetapi Ia, sesudah Yesus, bekerja juga dalam orang-orang
percaya dan di dalam dunia.”.
Janji Tuhan untuk memberikan Roh Kudus kepada para murid-Nya juga ditulis oleh Barney Coombs, ”Yesus berjanji akan mengutus Roh Kudus untuk tinggal di dalam mereka dan memperlengkapi mereka”.
Petrus kembali mengatakan, ”Sebab
bagi kamulah janji itu dan bagi anak-anakmu dan bagi orang yang masih
jauh, yaitu sebanyak yang akan dipanggil oleh Tuhan Allah kita”
Dan dengan banyak perkataan lain lagi ia memberi suatu kesaksian yang
sungguh-sungguh dan ia mengecam dan menasihati mereka, katanya: “Berilah dirimu diselamatkan dari angkatan yang jahat ini.”
Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis dan
pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa. Mereka
bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka
selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa”.
Itulah cikal bakal jemaat mula-mula yang mendapatkan penjelasan dari rasul Petrus.
Elmer L. Towns dalam bukunya menjelaskan tentang kehidupan orang Kristen:
Orang Kristen tidak perlu khawatir atau resah tentang pekerjaan apakah yang harus dikerjakan ataupun di manakah ia harus melayani ada rencana Tuhan/Tuan bagi hidupnya (lihat Roma 12:1,2). Orang Kristen tidak harus prihatin jika ia dapat melakukan hal-hal yang dikehendaki Allah untuk dikerjakannya – Tuhan/Tuan menjanjikan karunia-karunia Roh Kudus untuk memampukan dirinya melayani Allah (lihat Roma 12:3-8) .
Orang Kristen tidak perlu khawatir atau resah tentang pekerjaan apakah yang harus dikerjakan ataupun di manakah ia harus melayani ada rencana Tuhan/Tuan bagi hidupnya (lihat Roma 12:1,2). Orang Kristen tidak harus prihatin jika ia dapat melakukan hal-hal yang dikehendaki Allah untuk dikerjakannya – Tuhan/Tuan menjanjikan karunia-karunia Roh Kudus untuk memampukan dirinya melayani Allah (lihat Roma 12:3-8) .
Pengajaran tentang kebenaran Firman Tuhan sangat penting sebagaimana ditulis Chris Marantika: ”Bukankah
firman Tuhan Allah berkata: Segala tulisan yang di ilhamkan [atau
dinafaskan] Allah, memang bermanfaat untuk mengajar” (2 Tim.3:16). Jadi
sikap yang benar dan wajib bagi setiap orang percaya adalah mempelajari
Alkitab secara menyeluruh, termasuk nubuatan”.
2. Janji penyertaan Roh Kudus.
Walter M. Dunnett menulis tentang penyertaan Roh Kudus dalam bukunya:
Dalam ucapan Tuhan Yesus yang terakhir sebelum kenaikan-Nya ke sorga, Ia menjanjikan kepada para murid, ”Kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu,” dan penggenapan janji itu terlihat dengan jelas dalam Kisah para Rasul. Roh Kuduslah yang menjadi daya penggerak dalam kesaksian dan pekerjaan mereka bagi Kristus”.
Dalam ucapan Tuhan Yesus yang terakhir sebelum kenaikan-Nya ke sorga, Ia menjanjikan kepada para murid, ”Kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu,” dan penggenapan janji itu terlihat dengan jelas dalam Kisah para Rasul. Roh Kuduslah yang menjadi daya penggerak dalam kesaksian dan pekerjaan mereka bagi Kristus”.
Tuhan Yesus sendiri yang berjanji akan
memberikan Roh Kudus yang juga adalah Roh Penghibur. Hal itu
dikatakan-Nya kepada para murid waktu itu, kata-Nya, ”Aku akan
minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong
yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, yaitu Roh
Kebenaran”.
James A. Griffin menulis dalam bukunya, ”Roh Kudus” adalah nama yang diberikan kepada pribadi ketiga dalam Tritunggal Mahakudus oleh Yesus sendiri (Matius 28:19)”.
3. Menjadi garam dan terang dunia.
Khotbah Tuhan Yesus di bukit, begitu indah dan terkenal. Pada bagian khotbah-Nya, Tuhan Yesus berkata, “Kamu
adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia
diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang.
Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak
mungkin tersembunyi. Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu
meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga
menerangi semua orang di dalam rumah itu. Demikianlah hendaknya
terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu
yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga”. (Matius 5:13-16).
4. Menjadi penuai pada akhir zaman.
Bekerja di ladang anggur Tuhan sebagai
pengemban Amanat Agung Tuhan Yesus merupakan penggenapan perintah Tuhan
dalam Lukas 10:2 yang dikatakan,: Kata-Nya kepada mereka: ”Tuaian
memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada Tuan
yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian
itu. Pergilah, sesungguhnya Aku mengutus kamu seperti anak domba ke
tengah-tengah serigala”.
Pekerjaan Tuhan melalui gereja-Nya ditulis oleh Chris Marantika: ”Adanya
gereja sangat tergantung kepada Kristus yang agung ini. Dasar persatuan
dan pengorbanan gereja bisa dikaitkan dengan peristiwa kematian-Nya.
Kematian dan kebangkitan Tuhan Yesus Kristus merupakan keyakinan inti
dalam Perjanjian Baru”.
Adalah sangat penting untuk diketahui
bahwa Tuhan Yesus akan memberikan penuai-penuai pada akhir jaman,
mintalah kepada Bapa dan Bapa akan memberikan yang dibutuhkan demikian
Tuhan Yesus menyatakan.
Barney Coombs dalam bukunya berbicara tentang siapakah para murid yang juga para rasul, ”Mereka
adalah utusan Injil yang pertama: barisan depan dari orang-orang yang
diutus untuk memberitakan Injil Kerajaan sampai ke ujung bumi”.
D. Pemanggilan rasul sebagai Utusan Injil Kerajaan Sorga.
1. Rasul sebagai ujung tombak pemberita Injil.
Alkitab mencatat saat-saat terakhir
Tuhan Yesus meninggalkan murid-murid-Nya di bukit Zaitun. Dalam Kisah
Para Rasul 1:8-9 ada pesan khusus yang disampaikan Tuhan Yesus kepada
para murid-Nya. Mesias yaitu Tuhan Yesus mengatakan: ”Tetapi kamu
akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan
menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan
sampai ke ujung bumi. Sesudah Ia mengatakan demikian, terangkatlah Ia
disaksikan oleh mereka, dan awan menutup-Nya dari pandangan mereka”.
Para murid Tuhan Yesus akan menjadi
saksi hidup siapakah Yesus sebenarnya. Para murid Tuhan Yesus yang juga
disebut para rasul akan memberitakan Injil Kristus bukan hanya seluruh
Yudea dan Samaria, tetapi bahkan sampai ke ujung dunia. Tantangan yang
dihadapi para murid tidak ringan, diantaranya adalah peperangan rohani.
Perihal peperangan rohani Rachmat T. Manullang menulis dalam bukunya :
Peperangan rohani yang dimaksudkan
adalah berbeda dengan apa yang Yesus alami, karena pada waktu zaman
Yesus setan belum dikalahkan, tetapi di zaman ini setan sudah
dikalahkan sesuai dengan yang dinyatakan dalam Kolose 2:15: Ia telah
melucuti pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa dan menjadikan
mereka tontonan umum dalam kemenangan-Nya atas mereka.
2. Penyertaan Tuhan sampai akhir zaman.
Matius 28:19-20 berisi janji dan jaminan Tuhan Yesus Kristus kepada para murid-Nya, Tuhan Yesus mengatakan: ”Karena
itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka
dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan
segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku
menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman”.
Saat ini jaman belum berakhir,
pekerjaan Tuhan masih berlangsung, penginjilan ke seluruh dunia masih
terus berjalan artinya penyertaan Tuhan pada para murid-Nya masih terus
berlangsung.
Smith Wigglesworth berbicara tentang penyertaan Roh Kudus yang menguatkan anak-anak Tuhan, ”Kita adalah anak-anak Allah yang dikuatkan oleh Roh-Nya dan Ia telah memberikan kuasa untuk mengatasi segala kuasa kegelapan ( Lukas 10:19)”.
3. Penganiayaan terhadap para pemberita Injil.
Tuhan Yesus menyatakan konsekuensi
menjadi murid-Nya, Matius 10:17-18 mencatat pernyataan Tuhan Yesus
kepada murid-murid-Nya, kata-Nya: ”Tetapi waspadalah terhadap
semua orang; karena ada yang akan menyerahkan kamu kepada majelis agama
dan mereka akan menyesah kamu di rumah ibadatnya. Dan karena Aku, kamu
akan digiring ke muka penguasa-penguasa dan raja-raja sebagai suatu
kesaksian bagi mereka dan bagi orang-orang yang tidak mengenal Allah”.
Hal ini dialami oleh para pemberita Injil, sebagaimana apa yang ditulis Elmer L. Towns, ”Tetapi
seorang Kristen akan mengalami banyak tekanan dalam kehidupannya.
”Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu
jatuh ke dalam berbagai pencobaan” (Yakobus 1:2)”. Ada resiko ketika mau mengikut Tuhan yaitu kematian.
Richard Brooks menulis: ”Kematian bukanlah ancaman bagi orang Kristen. Kematian membawa kita kepada Kristus dan penghiburan sorgawi”.
Alkitab mencatat dalam Kisah Para Rasul 4:1-3 tentang peristiwa yang menimpa para murid-murid Tuhan Yesus, dikatakan: ”Ketika
Petrus dan Yohanes sedang berbicara kepada orang banyak, mereka
tiba-tiba didatangi imam-imam dan kepala pengawal Bait Allah serta
orang-orang Saduki. Orang-orang itu sangat marah karena mereka mengajar
orang banyak dan memberitakan, bahwa dalam Yesus ada kebangkitan dari
antara orang mati. Mereka ditangkap dan diserahkan ke dalam tahanan
sampai keesokan harinya, karena hari telah malam”.
Menerima Yesus sebagai Tuhan dan
Juruselamat mengandung resiko yang tidak ringan, hal ini ditulis Seung
Woo Byun dalam bukunya, ”Seseorang yang tidak bisa menerima
Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat, sama sekali tidak bisa menerima
Dia. Iman menerima penderitaan, pengampunan, dan kemuliaan Kristus, dan
juga tunduk kepada kedaulatan, peraturan, dan jalan keselamatan-Nya”.
Ketika derita menimpa para pemberita
Injil, mereka tahu kemana mereka mendapat pertolongan seperti yang
ditulis Josh MC Dowell: ”Bapa Teladan kita adalah Sumber Kekuatan,
tempat yang aman bagi anak-anak-Nya. Di dalam Dia kita bisa mendapatkan
keselamatan dari serangan dan tekanan dunia. Allah adalah tempat
perlindungan”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar